Pendahuluan
Kitab Wahyu merupakan kitab yang terakhir dalam Alkitab. Kitab ini merupakan penutup dari rangkaian nubuatan atau pewahyuan yang dinyatakan Tuhan kepada manusia. Kitab ini berbicara tentang akhir dari segala sesuatu dalam dunia dan juga mengenai kesempurnaannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari kitab ini akan dibahas berikut ini.
Pentingnya
Ada beberapa hal yang membuat kitab Wahyu penting untuk dibaca dan diselidiki:
1. Kitab ini adalah kitab yang sangat sering diabaikan karena genre kitab yang berbeda dengan kitab lainnya. Selain itu menurut beberapa orang kitab ini sulit untuk ditafsirkan.
2. Kitab Wahyu adalah kitab yang paling banyak menimbulkan perbedaan penafsiran.
3. Kitab ini paling banyak disalah tafsirkan.
Penulisnya
Yohanes menegaskan dirinya sebanyak empat kali dalam kitab ini sebagai penulis Wahyu (1:1, 4, 9; 22:8). Namun permasalahannya nama Yohanes adalah nama yang sangat umum. Dalam Perjanjian Baru ada 5 orang yang bernama Yohanes, yaitu: Yohanes Pembaptis, Yohanes anak Zebedeus, Yohanes ayah Simon Petrus (Yoh. 21:15-17), Yohanes Markus (Kis. 12:12), dan Yohanes anggota keluarga iman besar (Kis. 4:6). Meskipun demikian, ada beberapa bukti yang dapat dilihat mengenai kepenulisan Yohanes salah satu murid Yesus.
- Bukti Eksternal atau bukti dari luar selain bukti dari kitab Wahyu sendiri.
§ Justin Martyr (135 M) mengakui bahwa Yohanes rasul Kristus sebagai penulis Wahyu.
§ Penulis Moratorian Fragment (175 M), Irenaeus (180 M), Melito (abad II M), Clement of Alexandria, Tertullian, Origen dan Hippolytus mendukung kepenulisan Yohanes rasul Kristus.
§ Tokoh-tokoh gereja abad II dan III sangat mendukung rasul Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu.
- Bukti Internal atau bukti dari kitab Wahyu.
§ Kitab Wahyu memiliki kesamaan tema/kosakata yang signifikan dengan injil Yohanes, contohnya: “Firman Allah (Why. 19:13 bdk. Yoh. 1:1), air hidup (Why.21:6; 22:1 bdk. Yoh. 4:10, 11; 7:38), anggur (Why. 14:18-19 bdk. Yoh.15:1, 4-5), mengalahkan (Why. 2:7, 11, 17, 26; 3:5, 12, 21 bdk. Yoh. 16:33), terang (Why. 18:23; 21:24; 22:5 bdk. Yoh. 1:4-5; 7-9), kasih (Why. 2:4, 19 bdk. Yoh. 13:35; 15:9-10, 13; 17:26), bersaksi (Why. 1:2; 22:16, 18, 20 bdk. Yoh. 1:7-8, 15, 32, 34).
§ Kitab Wahyu dengan Injil Yohanes memiliki kesamaan karakteristik penulisan, misalnya dalam kata didw,mi, penggunaan coordinate clause dengan kata sambung kai, sama-sama menggunakan struktur spiral.
Pentarikhannya
Penulisan kitab Wahyu pada umumnya dapat dibagi dalam dua pandangan yaitu: pada zaman Nero (54-68 M) atau pada zaman Kaisar Domitian (81-96 M).
Penerimanya
Kitab Wahyu ditujukan kepada tujuh gereja di Asia kecil. Berdasarkan rujukan eksplisit Kitab Wahyu, keadaan penerima surat dapat didefinisikan dengan mudah:
- Mereka sedang mengalami penganiayaan karena iman mereka (1:9; 12:11, 17). Penganiayaan ini datang dari pemerintahan Romawi dan orang Yahudi. Penganiayaan ini juga sampai pada taraf dipenjara dan bahkan mati sebagai martir.
- Mereka sedang mengalami tantangan ajaran sesat.
Struktur Isi
Struktur isi kitab Wahyu dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu: segi isidan dari segi struktur kesusasteraan.
Dari segi isi:
- Pembukaan (1)
- Tujuh surat kepada tujuh jemaat (2-3)
- Tujuh meterai (5:1-8:1)
- Interupsi: 7:1-17
- Tujuh sangkakala (8:2-11:19)
- Interupsi: 10:1-11:13
- Tujuh malapetaka (15:1-16:21)
- Interupsi: 12:1-14:20
- Penghakiman dan kemenangan terakhir (17-21)
Dari segi struktur kesusastraan:
- Pembukaan (1:1-18)
- Penglihatan 1 (1:19-3:22)
- Penglihatan 2 (4:1-16:21)
- Penglihatan 3 (17:1-21:8)
- Penglihatan 4 (21:9-22:5)
- Penutup (22:6-2)
--o0o--
METODE PENAFSIRAN KITAB WAHYU
Hermeneutika dalam Kitab Wahyu
Genre: Kitab Wahyu merupakan perpaduan antara tiga genre: apokaliptik, nubuat dan surat kiriman.
Apokaliptik
Genre apokaliptik didasarkan pada Wahyu 1:1, secara harafiah berarti “yang disingkapkan”. Beberapa kesamaan antara Kitab Wahyu dan berbagai kitab apokaliptik Yahudi lain:
- Sikap religius yang sama tentang sejarah.
- Penggunaan visi dan simbol yang sama.
- Mediator wahyu yang sama, yaitu malaikat.
- Konsep dualistik yang kental.
- Berita utama adalah penghiburan dan pengharapan di tengah penderitaan.
- Penekanan pada Kerajaan Allah.
- Datangnya bumi yang baru.
Nubuat
Kitab Wahyu adalah nubuatan yang ditulis dalam bentuk apokaliptik. Pendahuluan dan penutup kitab ini secara eksplisit menunjukkan bahwa yang tertulis adalah nubuat yang akan segera tergenapi. Kitab Wahyu bukan sekedar mengajarkan nilai-nilai teologis, tetapi juga kepastian apa yang Allah akan lakukan bagi gereja-Nya yang sedang menderita.
Surat
Wahyu 1:4-7 dan 22:21 secara eksplisit menunjukkan bahwa kitab ini merupakan surat kiriman. Genre ini sangat penting dalam menggali Kitab Wahyu. Sebagai surat kiriman khusus, kitab ini harus dimengerti sesuai dengan keadaan penerima surat. Simbol-simbol harus dimengerti sesuai pemikiran orang Kristen abad pertama, bukan berdasarkan analogi modern.
Pedoman Eksegesis yang diperlukan untuk menggali Kitab Wahyu:
- Semua simbol harus ditafsirkan sesuai dengan pemahaman penerima kitab. Tidak boleh secara literal.
- Simbol-simbol yang dijelaskan Yohanes harus dijadikan sebagai tolak ukur dalam menerangkan simbol yang lain.
- Sumber simbol yang dipakai berasal dari Perjanjian Lama (Yesaya, Yehezkiel, Daniel), tulisan apokaliptik Yahudi, mitologi kuno, konsep kontemporer penerima surat berkaitan dengan pemerintahan Romawi.
- Beberapa simbol bisa memiliki arti yang berbeda.
- Tidak setiap simbol yang ada harus dicari artinya.
- Rangkaian penglihatan yang ada tidak boleh dimengerti secara kronologis.
- Mengingat genre kitab ini sebagai apokaliptik, penafsiran yang berlebihan pada analisa gramatikal harus dihindari.
- Penafsiran harus memperhatikan relevansinya dengan penerima surat.
Tujuh Jemaat
Pertama, tujuh jemaat: literal atau simbolis? Menurut William Ramsay, pemilihan atau urutan tujuh jemaat sebagai penerima surat sesuai dengan jalur pengiriman surat pada waktu itu dan membentuk rute oval. Kota-kota tersebut merupakan jalur rute utama. Mempertimbangkan semua kota bisa mendapat kiriman kitab ini dengan mudah dan juga jumlah “tujuh” yang sangat simbolis dalam Kitab Wahyu, tujuh jemaat ini mungkin mempresentasikan seluruh gereja pada waktu itu, sehingga isi surat tetap relevan untuk semua gereja. Selain itu setiap jemaat mendapat keseluruhan Kitab Wahyu, bukan hanya surat yang ditujukan secara khusus kepada tujuh jemaat.
Kedua, penampakan Yesus dan deskripsi Yesus dalam pembukaan setiap surat terkait dengan penglihatan. Penglihatan ini secara eksplisit menunjukkan hubungan antara Kristus dan gereja-Nya:
- Efesus (2:1) : tujuh bintang di tangan kanan; tujuh kaki dian emas (1:13, 16)
- Smirna (2:8) : awal dan akhir, yang mati dan hidup lagi (1:17-18)
- Pergamus (2:12): pedang bermata dua (1:16)
- Tiatira (2:18) : mata bagaikan nyala api; kaki bagaikan tembaga membara (1:14-15)
- Sardis (3:1) : tujuh roh dan tujuh bintang (1:4, 16)
- Filadelfia (3:7) : memegang kunci (1:18)
- Laodikia (3:4) : saksi yang setia (1:5)
§ Memegang tujuh bintang di tangan kanan dan berjalan di antara kaki dian (1:13, 16; 2:1).
Tujuh bintang adalah malaikat jemaat sedangkan kaki dian adalah jemaat. “Malaikat jemaat biasanya ditafsirkan sebagai malaikat penjaga yang diberikan kepada setiap jemaat dan juga penatua atau pemimpin jemaat. Ada juga tafsiran lain yaitu roh yang menyertai jemaat atau sifat ilahi atau supranatural dari jemaat. Tangan kanan menunjuk pada sumber kuasa dan perlindungan, sehingga “memegang dengan tangan kanan” menunjukkan kontrol mutlak atau perlindungan Yesus atas gereja-Nya. “Berjalan” di antara kaki dian menunjukkan perhatian Yesus terhadap setiap jemaat, Ia tahu apa yang dialami setiap jemaat.
§ Awal dan akhir (1:17-18; 2:8).
Gelar ini menunjukkan kekuasaan Allah yang tidak dibatasi oleh waktu. Ia mengontrol semua jalannya sejarah, dari permulaan sampai akhirnya. Dalam 1:17-18 gelar ini dihubungkan dengan kebangkitan Yesus dari antara orang mati, yang menunjukkan ketidakterbatasan Kristus. Ia hidup selama-lamanya.
§ Pedang bermata dua (1:16; 2:12).
Simbol ini secara eksplisit menunjukkan ide “kuasa yang tak tertahankan dari hukuman illahi” yang menunjukkan adanya penghukuman atau penghancuran. Kristus akan menghakimi dengan menggunakan Firman-Nya.
§ Mata bagaikan nyala api; kaki bagaikan tembaga membara (1:14-15;2:18)
Simbol pertama menunjukkan “tatapan yang tajam dari seseorang yang berkuasa, tidak hanya atas tujuh gereja, tetapi juga atas perjalanan sejarah itu sendiri”. Menurut Ladd, simbol ini menunjukkan kemahatahuan Kristus yang disertai dengan amarah illahi terhadap segala ketidakkudusan. Simbol kedua menunjukkan kekuatan dan stabilitas.
§ Tujuh Roh dan tujuh bintang (1:4, 16; 3:1).
Moris dan Bruce menafsirkan “tujuh roh” sebagai Roh Kudus, sedangkan angka tujuh menafsirkaan manifestasinya yang sempurna.
§ Saksi yang setia (1:5; 3:14)
Simbol ini tidak hanya menunjuk kepada peranan Yesus dalam menyampaikan Wahyu, tetapi lebih jauh dari pada itu, pada kesetiaan Yesus sampai mati. Meskipun kata martyr dalam Perjanjian Baru tidak selalu merujuk pada orang yang mati karena kesaksiannya, tetapi dalam Kitab Wahyu kata ini sering diasosiasikan dengan ide kematian.
EMPAT METODE PENAFSIRAN KITAB WAHYU
Ada empat macam metode yang digunakan dalam penafsiran terhadap kitab Wahyu, yaitu: preteris, historis, futuris, dan edealis.
Pemahamannya
1. Metode Preteris (historis kontemporer) merupakan paham yang menyatakan bahwa seluruh isi Kitab Wahyu hanya berlaku di zaman kitab itu ditulis, yaitu zaman kekaisaran Roma. Oleh karena itu segala tafsiran dari para penafsir preteris seringkali dikaitkan dengan umat Allah dan keadaan lingkungan mereka pada waktu itu.
2. Metode Historis (historis berkelanjutan) memahami bahwa seluruh isi Kitab Wahyu adalah nubuatan tentang keadaan di sepanjang sejarah gereja dan dunia mulai dari waktu itu hingga kesudahan alam.
3. Metode Futuris, memahami bahwa semua penglihatan di dalam Kitab Wahyu akan digenapi segera sebelum dan sesudah kedatangan Kristus yang kedua kali.
4. Metode Idealis (pandangan spiritualis atau pandangan simbolis), memahami seluruh isi Kitab Wahyu hanya merupakan lambang dan konflik yang tak habis-habisnya antara kebaikan dan kejahatan yang ada di setiap zaman.
Sejarahnya
Prediksi adalah ciri khas dari Kitab Wahyu. Akibatnya, hal itu menimbulkan banyak pertanyaan mengenai arti baik dari keseluruhan maupun dari beberapa bagian isi kitab. Garis besar tentang sejarah perkembangan metode penafsiran di sepanjang zaman adalah sebagai berikut:
Empat Abad Pertama
Metode Penafsiran Futuris
1. Justin Martyr, mengajarkan bahwa sebuah kerajaan seribu tahun dari orang-orang kudus akan didirikan di Yerusalem, dan baru sesudahnya menyusul kebangkitan dan penghakiman secara umum.
2. Irenaeus, memahami Kitab Wahyu secara realistis (futuris), namun dalam beberapa kasus, ia juga menafsirkan secara simbolis.
3. Hippolytus sedikit berbeda dari keduanya, ia menempatkan Kitab Daniel sebagai norma bagi pemahamannya terhadap Kitab Wahyu.
Metode Penafsiran Idealis
1. Origen dapat dikatakan melahirkan metode penafsiran alegoris (idealis) dan memahami Kitab Wahyu secara alegoris.
2. Ticonius, memahami Kitab Wahyu sama seperti Origen. Ia meyakini kerajaan seribu tahun dan pemerintahan orang-orang kudus sebagai perwujudan dari gereja di antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua.
Abad V Hingga Abad XV
1. Andreas (di Timur), menguraikan metode penafsirannya terhadap Alkitab ke dalam tiga arti: harfiah, moral, dan rohani. Meskipun kadang kala ia memahaminya secara harfiah (historis) dan moral (futuris), amat jelas bahwa arti yang ketiga (alegoris) adalah yang paling dominan di dalam penafsirannya terhadap Kitab Wahyu.
2. Primasius (di Barat), penerus metode penafsiran idealis/simbolis/spiritualis. Meskipun demikian, kadangkala tampak pula penafsirannya secara realistis/futuris.
Model Penafsiran Historis
1. Joachim, membagi sejarah dunia ke dalam 3 periode, yaitu Bapa (Perjanjian Lama), Anak (Perjanjian Baru) yang masih terus berlanjut hingga masa Roh Kudus yang akan segera tiba. Periode Roh Kudus adalah zaman damai dan kemuliaan ketika Kristus akan menampakkan diri kembali ke bumi.
2. Nicholas dari Lyra menemukan di dalam Kitab Wahyu suatu prediksi tentang peristiwa-peristiwa yang berkesinambungan dari mulai zaman para rasul hingga zaman penyempurnaan.
Permulaan Abad XVI sampai sekarang
Metode Penafsiran Preteris
Alcasar membagi Kitab Wahyu ke dalam tiga bagian dan mengembangkan suatu teori bahwa bagian yang pertama (pasal-pasal 5-11) dan yang kedua (pasal-pasal 12-19) menunjuk kepada konflik antara gereja dan Yudaisme serta kekafiran dunia Roma, sementara itu, bagian yang ketiga (pasal-pasal 20-22) menubuatkan kemenangan dan sisa gereja di dalam kerajaan seribu tahun, yang sudah dimulai sejak zaman Constantine dan akan terus berlanjut hingga akhir zaman.
Penilaian terhadap keempat metode penafsiran kitab Wahyu
Metode Preteris
§ Kelebihan: menekankan pentingnya latar belakang sejarah Kitab Wahyu. Hal ini sangat menolong untuk memperhatikan konteks historis.
§ Kekurangan: metode ini secara umum telah mengabaikan atau menghilangkan makna futuris dalam kitab Wahyu.
Metode Historis
§ Kelebihan: melihat sejarah dalam pengawasan Allah dan berbicara banyak tentang prinsip-prinsip umu dari pemeliharaan Ilahi.
§ Kekurangan: tidak ada keputusan bersama mengenai garis besar sejarah yang diungkapkan dalam kitab Wahyu.
Metode Futuris
§ Kelebihan: menggumuli secara serius aspek futuris dari nubuatan dalam Kitab Wahyu.
§ Kekurangan: gagal melihat cara-cara yang dipakai penulis PB memahami janji-janji dalam PL yang digenapi bagi gereja.
Metode Idealis
§ Kelebihan: menolong untuk menemukan makna yang tepat dari simbol-simbol dalam Kitab Wahyu melalui studi kultural, tidak hanya menerka-nerka.
§ Kekurangan: cenderung untuk merohanikan PL dan PB.
Metode Gabungan (Keempat pandangan) dalam Memahami Kitab Wahyu
Pemahamannya: wahyu ditulis untuk menguatkan, memberitahu dan menantang orang-orang Kristen abad pertama dan orang-orang Kristen setiap generasi.
Sejarahnya: metode ini adalah gabungan dari metode-metode terdahulu yang telah dipakai oleh bapa-bapa gereja (Justin Martyr, Irenaeus, Origen dan Augustin).
Pokok-pokok tafsiran utamanya: (1) Wahyu dilihat mempunyai arti bagi orang-orang Kristen abad pertama (Preteris), (2) Wahyu memiliki implikasi bagi setiap generasi (Idealis), (3) Wahyu menjelaskan di dalam wawasan yang luas mengenai hari-hari terakhir dalam sejarah (Futuris).
--o0o—
1
TAFSIRAN PRETERIS
1. Penantian Sementara (1:1-3)
Preteris percaya bahwa kunci pemahaman Kitab Wahyu adalah di bagian permulaannya. Sebelum penglihatan-penglihatan yang dramatis tampil ke depan, Rasul Yohanes memberikan suatu tanda yang sangat diperlukan untuk menafsirkan tulisannya: peristiwa-peristiwa di dalam Kitab Wahyu “harus segera terjadi” (Yunani: tachos = dengan cepat, tanpa ditunda lagi, sangat pendek).
2. Tema Pokok Kitab Wahyu (1:7)
Tema pokok Kitab Wahyu adalah: “Allah akan segera menghakimi bangsa Yahudi abad pertama, karena telah menolak dan menyalibakan Anak-Nya yaitu Mesias.
3. Pemandangan Takhta (pasal 4 dan 5)
Allah menunjukkan Yohanes suatu pemandangan pengadilan yang mengerikan yang membawanya melampaui sejarah kepada Takhta Allah di surga (4:1-2).
4. Tujuh Meterai (pasal 6)
§ Penunggang kuda putih sebagai pemenang (6:2-3) menyatakan kegagahan Romawi.
§ Penunggang kuda merah padam (6:4) yang mengambil damai sejahtera dari atas bumi, menyatakan kekacauan yang mengejutkan pada Roma.
§ Para penunggang kuda hitam dan kuda hijau kuning (6:5,8) melambangkan kematian dan kelaparan akibat perang Yahudi.
§ Materai kelima (6:9-11) memberikan sekilas pandangan ke surga, di mana terdengar jerit tangis para martir yang menuntut balas atas darah mereka.
§ Materai keenam (6:14) menunjuk pada pasukan Romawi sebagai penghancur.
5. Ke-144.000 Orang-orang Kudus (Pasal 7). Mereka adalah orang-orang Yahudi yang menerima Anak Domba Allah bagi keselamatan mereka.
6. Tujuh Sangkakala (pasal 8-9). Meterai ke tujuh memulai kembali rangkaian baru dari penghakiman melalui perlambangan 7 sangkakala.
7. Pengukuran Bait Suci Allah (11:1-2)
Dalam penglihatan, Yohanes diperintahkan untuk mengukur Bait Allah dan para penyembahnya. Hal ini jelas berfokus kepada Israel, “Kota Suci” dengan Bait Allah pastilah Yerusalem. Nasib kota suci tersebut akan seperti Sodom dan Mesir. Menjelang tahun 70 M, Roma menerobos masuk tembok dalam Yerusalem, mengubah Bait Suci dan kota menjadi tempat seperti neraka yang dahsyat.
8. Binatang (pasal 13)
§ Identitas bintang: gambaran dari Kerajaan Roma dan Kaisar Nero Caesar. Selain itu 7 kepala binatang (13:1) adalah lambang dari 7 kaisar Roma.
§ Peperangan antara binatang dan orang-orang kudus selama 42 bulan menunjuk kepada penganiayaan di zaman kekaisaran Nero.
§ Kematian dan kebangkitan kembali binatang menunjuk kepada kematian Nero dan munculnya kekaisaran baru Roma di bawah pimpinan Serius Galba.
9. Penghakiman Israel Dimulai Lagi (pasal 14-16)
Yohanes mengalihkan perhatiannya ke penghakiman selanjutnya melalui 3 kutukan dan 7 cawan murka Allah.
10. Pelacur Besar dan Binatang (pasal 17-18)
Preteris menafsirkan binatang sebagai kerajaan Roma, sedang pelacur besar yang juga disebut sebagai Babel besar adalah Yerusalem.
11. Perjamuan Kawin Anak Domba (pasal 19)
4 faktor yang diperlukan untuk membangun kesimpulan pengharapannya:
1. Nyanyian atas jatuhnya Babel (19:1-5)
2. Perjamuan kawin Anak Domba (19:6-10)
3. Kristus sebagai Mempelai Pria muncul untuk menghukum Yerusalem yang tidak setia dan mengambil seorang mempelai wanita yang baru (19:11-18)
4. Kekalahan binatang yang berperang melawan Allah (19:19-21)
12. Kerajaan Seribu Tahun (pasal 20)
§ Masanya benar-benar 1000 tahun
§ Kristus mengikat setan selama pelayanan-Nya di dunia dengan maksud supaya jangan menyesatkan bangsa-bangsa.
§ Orang-orang Kristen ikut memerintah bersama sebagai imam-imam Allah
§ Dua macam kebangkitan yaitu kebangkitan pertama, terdiri atas para martir dan orang-orang yang tidak menyembah kepada binatang, dan kebangkitan kedua yang terdiri atas sisa-sisa orang-orang yang masih hidup sesudah masa seribu tahun berlalu.
13. Mempelai Wanita dari Surga (pasal-pasal 21-22)
Dalam pasal 21, Yohanes menyaksikan mempelai Kristus dalam suatu pawai kemegahan turun dari surga masuk dalam suatu ciptaan yang baru atau Yerusalem yang baru. Sedangkan gereja adalah ciptaan yang baru yaitu Israel baru yang menggantikan mempelai lama, yaitu Israel.
--o0o--
2
TAFSIRAN HISTORIS
I. Pendahuluan dan penglihatan tentang Kristus (1:1-20)
Dalam pasal 1:1perkenalan penulis kitab Wahyu. Psl. 2-3 menjelaskan tujuh gereja yang ada pada masa sekarang;psll. 4-5 mengambarkan realitas bahwa masa depan sudah datang tetapi hanya di Surga; psl. 6-18 melukiskan masa transisi antara masa sekarang dan masa depan dengan kesengsaraan besar sebagai titik baliknya dan psl. 19-22 menghadirkan kedatangan sepenuhnya masa depan kedalam dunia dimulai dengan kedatangan kristus yang kedua kali.
II. Surat kepada tujuh gereja (psl. 2-3)
Dua hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memahami dengan baik surat-surat Yohanes kepada tujuh gereja di zaman kekaizaran Roma di asia: strukturnya dan penapsirannya.
· Strukturnya: setiap surat dimulai dengan kalimat perintah; kalimat pujian dan kritikan; ajakan untuk mendengar dan menaati firman; dan dorongan untuk mengatasi keadaan dan janji-janji eskatologis.
· Penafsirannya: konteks historis perlu memperhatikan pesan yang terkandung dalam pasal ini, yaitu:penyembahan kepada kaisar Domitianus (81-96 M.). konteks historis dalam pasal 2-3 antara lain: a) para pegikut Nikolaus (2:6,15); b)ajaran bileam (2:14); dan c) ajaran Izebel (2:20-22).
III. Tahta Allah Dan Kristus (Pasal 4-5)
Ada dua hal yang perlu diperhatikan untuk memahami penglihatan Yohanes dalam pasal 4-5 tentang Kristus ditinggikan, yaitu:
1) Latar belakang sejarah-kebudayaan antara kekristenan Yudaistis dan penyembahan kepada kekaisaran Romawi.
2) Mengenai waktu terjadinya adalah di masa yang akan datang.
Penafsir progresif mempercayai dua macam waktu berlaku dalam penglihatan ini, yaitu: dengan kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus, masa depan sudah dimulai di surga, tapi kerajaan Kristus yang seperti kerajaan Daud belum datang ke bumi.
IV. Kutukan Mesianis (Psl. 6-18)
Perang, gempa bumi kelaparan, penganiayaan terhadap umat Allah, kemurtatan orang-orang percaya, dan perubahan alam semesta merupakan kutukan Mesias. Dua hal yang harus diperhatikan adalah: waktu terjadinya dan identifikasi dari orang-orang kudus yang menderita.
A. Waktu terjadinya
1. Penggenapan sebagian di masa kini:
a. Zaman akhir telah dimulai dengan kedatangan Kristus yang pertama
b. Struktur paralel antara pasal 6 dan Khotbah Akhir Zaman. Kesimpulannya adalah bahwa ketiga Injil dan Kitab Wahyu melihat tanda-tanda zaman sudah terjadi dalam zaman Yesus, khususnya dengan kejatuhan Yerusalem di tahun 70. Adapun peristiwa-peristiwa tersebut adalah peperangan, kelaparan, penganiayaan, kekacauan alam.
2. Puncak penggenapan pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali.
Ada 5 bukti bahwa ketiga jenis penghukuman sejajar dan berurutan:
a. Tiga tahap penghukuman muncul dalam bentuk linear, yaitu meterai mendahului sangkakala mendahului cawan.
b. Bahasa dan nada menghebat yang digunakan menjelaskan bahwa ketiga macam penghukuman tersebut adalah berurutan.
c. Intensitas penghukuman sejajar dengan konsep apokalipsis Yahudi.
d. Sifat kelanjutan dari setiap penghukuman sesuai dengan susunan spiral dalam tulisan-tulisan Yohanes.
e. Ada perbedaan dalam urutan dan isi dari setiap peristiwa penghukuman.
B. Identifikasi dari orang-orang saleh pada masa kesengsaraan besar
1. Penafsir progresif memegang pandangan postribulasi, yaitu 144.000 menunjuk kepada gereja sebagai Israel Baru. Jadi gerejalah yang akan mengalami kesengsaraan besar.
2. Berkenaan dengan hubungan antara 144.000 sebagai orang-orang Yahudi pilihan yang sudah menjadi Kristen selama masa kesengsaraan besar, yang kemudian menginjili bangsa-bangsa kafir sehingga membentuk kumpulan yang tak terhingga.
V. Kedatangan Kristus Kembali (pasal 19)
Pandangan progresif tentang kedatangan Kristus kembali adalah penyangkalan terhadap pandangan bahwa peristiwa itu sudah terjadi dengan peristiwa kehancuran Yerusalem. Oleh karena itu, maka kedatangan Kristus kembali adalah suatu pemulihan bangsa Israel di masa yang akan datang.
VI. Kerajaan Seribu Tahun (pasal 20)
Penafsir progresif sama dengan premillenialis, yaitu terjadi sesudah kedatangan Kristus yang kedua kali. 2 sifat dari pemerintahan kerajaan seribu tahun:
a. Janji bahwa mereka yang setia dan bukan hanya yang mati sahid saja, yang akan memerintah bersama dengan Kristus.
b. Arti frasa “mereka hidup kembali” adalah jelas menunjuk kepada kebangkitan tubuh.
VII. Keadaan Kekal (pasal-pasal 21-22)
Kunci pemahaman dua pasal ini adalah kesadaran kita bahwa bagian ini menggambarkan pemulihan masa depan dari surga yang hilang, aspek “belum” yang akan dimulai dengan kedatangan Kristus yang kedua kalinya. 3 ciri khas dari pandangan progresif yang membedakannya dari pandangan lain:
1. Perbedaan antara Israel dan gereja.
2. Kerajaan Allah sudah dimulai di surga, tapi masih belum dinyatakan di dunia, menunggu sampai dengan waktu kedatangan Kristus kembali untuk mendirikan kerajaan Seribu Tahun di Yerusalem.
3. Meskipun tanda-tanda zaman telah dimulai, namun kesengsaraan besar belum tiba dan menunggu gereja diluputkan.
3
TAFSIRAN FUTURIS
1. Sistem Hermeneutik
Hukum-hukum tata bahasa dan fakta-fakta sejarah merupakan dua hal yang menjadi sarana bagi kaum dispensasionalis dalam menafsirkan Kitab Wahyu.
2. Kesinambungan dengan Daniel 2
Frasa “apa yang harus segera terjadi” (1:1) meringkaskan isi dari Kitab Wahyu. Frasa tersebut mengingatkan akan sebuah tema yang sudah sejak lama menjadi perhatian dan salah satunya ditemukan dalam Daniel 2:28. Melalui tafsiran mimpi Nebukadnezar oleh Daniel, ia meramalkan pendirian dari Kerajaan Allah di bumi. Program Allah bagi umat Israel baru akan terulang sesudah peristiwa-peristiwa 70 minggu dalam nubuatan Daniel mulai dinyatakan. Jadi, peristiwa-peristiwa yang harus terjadi yaitu serangkaian peristiwa yang menuju kepada pendirian Kerajaan Allah di bumi seperti yang dinubuatkan oleh Daniel.
3. Kesinambungan dengan Perjanjian Daud
Pengulangan rencana Allah bagi Israel muncul dalam beberapa ayat di sepanjang Kitab Wahyu dan berhubungan dengan Yesus Kristus sebagai pemenuhan dari Perjanjian Daud.
4. Keakanan dari 1:7
Ayat tema dalam 1:7 merupakan gabungan dari Daniel 7:13 dan Zakharia 12:10, yang sama-sama berbicara tentang masa depan gereja.
5. Tiga Bagian Berdasarkan 1:19
Frasa “apa yang telah kau lihat” menunjuk kepada penglihatan tentang kemuliaan Kristus dalam pasal 1. Frasa “yang terjadi sekarang” menunjuk kepada kondisi sekarang dari ketujuh gereja di Asia dalam pasal 2 dan 3. Frasa “yang akan terjadi sesudah ini” menunjuk kepada hal-hal yang disebut dalam pasal 4:1-22:5.
6. Orang-orang Yahudi (2:9 dan 3:9)
Gereja Smirna dan Filadelfia mengalami penganiayaan dari orang-orang Yahudi dalam bentuk fitnahan yang menuduh orang-orang Kristen melanggar hukum dan tidak setia pada kekaisaran Roma.
7. Dua Tahap Kedatangan Kristus (3:10-11)
Ada dua macam tindakan Kristus yang akan terjadi pada waktu kedatangan-Nya. Kata “segera” menunjuk kepada pengharapan waktu sekarang, yaitu untuk melepaskan mereka dari penderitaan yang akan dialami. Tapi dalam konteks janji, “hari pencobaan” jelas menunjuk kepada penggenapan di masa yang akan datang.
8. Susunan 7 meterai, 7 sangkakala dan 7 cawan
Susunan tersebut adalah 7 sangkakala terdiri atas 7 meterai dan 7 cawan terdiri dari 7 sangkakala. Susunan tersebut menunjukkan kedahsyatan dari kemurkaan yang terkandung di dalamnya.
9. Hubungan antara 6 Meterai Pertama dengan Khotbah Tentang Akhir Zaman
Meterai pertama tentang seorang penunggang kuda putih melambangkan gerakan anti-Kristen dan ajaran-ajaran palsu sesuai dengan Matius 24:5. Meterai kedua tentang seorang penunggang kuda merah padam sebagai gambaran perpecahan dan peperangan sesuai dengan Matius 24:6-7. Meterai ketiga tentang seorang penunggang kuda hitam yang melambangkan kelaparan sesuai dengan Matius 24:7. Meterai keempat tentang seorang penunggang kuda hijau kuning yang menimbulkan kehancuran seperempat dari bumi sesuai dengan Lukas 21:11 . Meterai kelima tentang doa-doa para martir sesuai dengan Matius 24:9-10. Meterai keenam tentang suatu gempa bumi yang hebat sesuai dengan Matius 24:29.
10. Murka Allah (6:16-17)
Kesengsaraan Besar secara umum sebagai penggenapan dari keseluruhan minggu ke 70 Daniel. Hari itu akan menjadi suatu masa kesakitan yang lama sekali sama seperti kesakitan yang diderita oleh ibu yang hendak melahirkan.
11. Pengertian Harfiah tentang 144.000 Orang-orang Saleh
144.000 adalah sekelompok orang yang diberi tugas khusus sebagai saksi-saksi Kristus selama masa kegelapan dunia.
12. Bait Allah (11:1)
Bait Allah di Yerusalem akan dibangun kembali sebelum waktu kedatangan Kristus. Perintah terhadap Yohanes untuk mengukur Bait Allah (11:1) merupakan pembukaan tabir rahasia tentang pelayanan dua saksi di Yerusalem mengenai masa yang akan datang.
13. Identitas Wanita (12:1)
Dengan mengacu kepada referensi dalam Kej. 37:9-10 dengan jelas wanita yang dimaksud adalah lambang dari bangsa Israel.
14. Binatang (13:1)
Bintang yang keluar dari dalam laut adalah kiasan dari Kristus palsu yang akan muncul untuk menyesatkan dunia sesaat sebelum kedatangan Kristus yang asli. Binatang itu juga diartikan sebagai kerajaan Roma sebab ada kaitannya dengan 7 bukit yang ada di Roma (17:9).
15. Keakanan dari Babel (pasal 17-18)
Dengan berpegangan pada penafsiran harfiah, Babel yang dimaksud adalah menunjuk kepada kota di daerah sungai Efrat.
16. Kerajaan Seribu Tahun (20:1-10)
Kerajaan yang digambarkan adalah menunjuk kepada kerajaan di masa depan. Pemakaian kata kerja “mereka hidup kembali” (20:4-5) membuktikan bahwa millenium baru akan terjadi di masa depan.
17. Ciptaan Baru (21:1)
Pandangan ini menerima kehadiran dari suatu ciptaan yang baru dan menempatkannya setelah kerajaan seribu tahun. Ciptaan baru tersebut adalah Langit Baru dan Bumi Baru.
--o0o--
4
TAFSIRAN IDEALIS
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melihat pemahaman idealis terhadap kitab Wahyu, yaitu:
1. Perbedaan pandangan tentang sejarah antara profetis dan apokalipasis, menurut pandangan propetis sejarah adalah suatu kerja sama antara Allah dengan umat-Nya untuk membawa sejarah kepada suatu Tujuan, sedangkan penafsir Idealis sejarah adalah dunia yang begitu jahat dan rusak sehingga Allah harus turun tangan sendiri secara dramatis untuk mengenapi tencana-Nya tanpa bantuan manusia.
2. Bangsa Yahudi membagi waktu kedalam dua masa : masa sekarang yang jahat, yang dimulai sejak kedatangan Yesus yang pertama dan masa yang akan datang pada saat kedatangan Yesus yang kedua.
3. Kaum idealis memperhatikan pengunaan bilangan. Angka-angka yang penting bagi kaum idealis antara lain;
1: Kesatuan dan kemandirian.
2: Persekutuan,keberanian yang bertambah.
3: Angka ilahi.
4: Angka bumi yang menunjuk kepada dunia yang didiami sekarang.
7: Angka sempurna, yang mencakup angka 4 (dunia) ditambah angka 3 (surga).
10: simbol kesempurnaan manusia (10 jari tangan dan 10 jari kaki).
12: Angka untuk agama Yaitu, perkalian antara angka 3 dan angka 4.
Bagi kaum Idealis ada tujuh kebenaran dalam kitab Wahyu, yaitu:
1) Kedaulatan Allah.
2) Ketuhanan Yesus Kristus.
3) Pusat komunitas orang-orang kudus disepanjang sejarah.
4) Makna ilahi dari sejarah, yaitu his-story.
5) Krisis dunia yang berkelanjutan, pergumulan antara kebaikan dan kejahatan.
6) Penghukuman Allah yang berlangsung lama.
7) Akhir sejarah yang pasti.
Garis besar dan ringkasan isi Kitab Wahyu menurut tafsiran idealis:
1. Pendahuluan (1:1-20)
a. (1-3) : Kata pertama yang diucapkan Yohanes adalah apocalupsis, yang berarti “yang diungkapkan/dinyatakan”, yaitu Yesus Kristus.
b. (4-8) : Yohanes memberi salam kepada ketujuh gereja di Asia Kecil
c. (9-20) : Penglihatan pertama Yohanes adalah Kristus yang ditinggikan dan dimuliakan.
2. Surat Kepada Gereja-gereja (2:1-3:22)
a. Dimaksudkan sebagai teladan dan dorongan bagi gereja-gereja setempat lainnya di sepanjang sejarah.
b. Setiap surat berisikan 7 bagian: (1) kata pengantar, (2) deskripsi ilahi, (3) penjelasan keadaan rohani dari gereja setempat, (4) pesan khusus berupa pujian atau celaan, (5) nasihat tentang suatu kebutuhan yang khusus, (6) janji pemulihan dan (7) perintah untuk mendengarkan suara Roh.
c. Untuk Smirna dan Filadelfia hanya diberi suatu pujian. Sardis dan Laodikia diberi hanya suatu celaan, tetapi untuk tiga gereja lainnya, diberi pujian juga celaan.
3. Takhta, Gulungan Kitab dan Anak Domba (4:1-5:14)
a. Penglihatan dalam pasal-pasal ini merupakan kata penutup bagi penglihatan sebelumnya dan kata pembuka bagi semua hal yang akan terjadi kemudian.
b. Kata “takhta” adalah lambang dari teokrasi. Keduapuluh empat tua-tua adalah lambang dari seluruh orang tebusan Allah. Empat makhluk adalah wakil dari segala ciptaan baik yang hidup maupun yang mati selain dari manusia.
c. Yohanes melihat Anak Domba di antara tahta dan keempat mahluk dan kedua puluh empat tua-tua, yaitu Yesus Kristus yang mulai membuka meterai satu persatu.
4. Tujuh Meterai (6:1-8:1)
Keempat meterai pertama berhubungan dengan kehancuran dunia materi, sedangkan ketiga meterai terakhir berhubungan dengan kehancuran dunia rohani.
1) Meterai pertama: kuda putih dan penunggangnya adalah personifikasi dari si jahat yaitu antikris.
2) Ketiga meterai selanjutnya: kuda merah melambangkan peperangan, kuda hitam melambangkan kemiskinan, kuda hijau kuning melambangkan kematian, kelaparan dan penyakit.
3) Ketiga meterai terakhir: meterai kelima adalah gambaran tentang penganiayaan orang-orang Kristen yang setia. Meterai keenam adalah pendahuluan bagi hari penghakiman.
5. Ke-144.000 Orang yang Dimeteraikan (pasal 7)
Pasal ini menjelaskan ketekunan dari umat-Nya yang setia meskipun berada di tengah-tengah penghukuman orang-orang fasik. Jumlah umat Allah yang setia adalah 144.000, dipercaya oleh penafsir idealis sebagai lambang dari gereja universal.
6. Tujuh Sangkakala (8:1-11:19)
a. Empat sangkakala pertama (8:7-12) menjelaskan penghukuman yang menimpa 4 bagian alam: daratan, laut, air tawar dan mahluk-mahluk surgawi. Sedangkan tiga sangkakala terakhir (9:1-21) berkaitan secara khusus dengan seluruh penduduk dunia.
b. Pesan dari ketujuh sangkakala adalah penghukuman Tuhan atas para penganiaya gereja dengan cara menimpakan bencana kepada mereka.
7. Kitab yang terbuka dan Dua Saksi (10:1-11:14)
a. Penglihatan yang pertama (10:1-11) sebagai gambaran bagi suka duka para rasul dan murid Kristus dalam pemberitaan Injil sebagai kabar baik/keselamatan.
b. Penglihatan kedua, yaitu pengukuran Bait Allah, menjelaskan suatu jaminan perlindungan bagi semua Anak Allah yang sejati.
c. Dua saksi, sebagai gambaran bagi gereja di dalam PL dan di dalam PB. Dua pohon zaitun adalah lambang dari Perjanjian Lama dan Baru, menjelaskan penyediaan Allah bagi kehidupan umat-Nya. Dua kaki dian adalah lambang dari gereja Yahudi dan gereja Kristen.
d. Sangkakala ketujuh (11:15-19) menandai dimulainya pemerintahan Allah yang berdaulat atas seluruh alam semesta.
8. Drama antara Perempuan dan Naga (12:1-14:20)
Bagian ini menggambarkan suatu peperangan terjadi antara gereja (diwakili oleh perempuan) dan setan (diwakili oleh naga).
a. Tema utama adalah Kristus menang atas setan dan para pengikutnya.
b. Penglihatan pertama (12:1-14:20), memperkenalkan tokoh utama dalam peperangan, yaitu perempuan yang melambangkan gereja atau umat Allah yang tidak penting, anak laki-laki yang dilahirkan oleh perempuan yaitu Kristus, dan naga yaitu setan.
c. Penglihatan kedua mengenai binatang yang keluar dari dalam laut yaitu sekumpulan binatang yang melambangkan 4 kerajaan di dalam Daniel 7.
d. Ketiga adalah penglihatan tentang binatang yang keluar dari dalam bumi melambangkan agama palsu dan filsafat palsu, yaitu nabi palsu yang memberi lambang 666 pada pengikutnya.
e. Penglihatan keempat atau yang terakhir adalah Anak Domba dan 144.000 orang yang melambangkan kemenangan akhir dari Allah dan gereja-Nya.
9. Tujuh Cawan (15:1-16:21)
a. Cawan-cawan meliputi setiap zaman dan cawan murka memusnahkan segala yang hidup dari saat kedatangan pertama hingga kedatangan Kristus kedua.
b. Harmagedon adalah sebuah lokasi dari peperangan besar yang terjadi antara setan melawan gereja-Nya (mungkin sekitar Megido).
10. Babel (17:1-19:21)
a. Babel melambangkan kota dunia yang menjadi pusat kejahatan yang membuat orang-orang jauh dari Allah dan lambang keduniawian di dalam gereja.
b. Binatang adalah lambang dari roh-roh dan kerajaan-kerajaan dunia yang bekerjasama dengan ibu pelacur (17:3).
c. Binatang dari bumi yaitu nabi palsu (13:11-17).
d. Mempelai pria dan wanita yang kekal yaitu Yesus Kristus dan gereja (19:7-9).
11. Penghukuman bagi Setan dan Orang-orang Jahat (20:1-15)
a. Setan diikat selama 1000 tahun mengingatkan sebuah kemenangan yang diraih Kristus di kayu salib.
b. Pemerintahan Kristus selama 1000 tahun menunjuk kepada kesempurnaan pelayanan-Nya.
c. Setan dilepaskan untuk sementara waktu kemudian ditangkap kembali serta dilemparkan ke dalam lautan api, menunjukkan suatu kekalahan yang sempurna.
d. Kebangkitan orang mati baik yang percaya maupun yang tidak percaya maupun yang tidak percaya.
12. Ciptaan Baru (21:1-22:21)
Penglihatan akan langit dan bumi yang baru adalah lambang berkat sepenuhnya dari gereja, yaitu Yerusalem.
--o0o--
5
TAFSIRAN BERDASARKAN METODE PENAFSIRANGABUNGAN
(Apocalyptic, Moderate Futurist, Historical Premillenialism, Covenant Premillenialism)
I. TIGA POKOK TAFSIRAN UTAMA
1) Mempunyai arti bagi orang-orang Kristen abad pertama.
2) Memiliki implikasi bagi setiap generasi.
3) Menjelaskan dalam wawasan yang luas mengenai hari-hari terakhir sejarah.
II. KEBENARAN-KEBENARAN KEKAL
1) Gambaran yang jelas tentang keagungan Allah dan sentralitas Kristus yang sudah menang melalui pengorbanan-Nya untuk kita.
2) Penyataan yang sungguh dari kenyataan dan kuasa kejahatan.
3) Implikasi yang kuat bahwa gereja-gereja Kristen harus bersatu untuk melawan kuasa kejahatan.
4) Kebenaran tentang ajaran antikris.
5) Lukisan tentang penganiayaan gereja.
6) Tekanan pada fakta bahwa penderitaan di dunia adalah bagian dari persekutuan dengan Kristus dalam kemuliaan.
7) Tekanan pada ibah.
8) Tekanan pada fakta bahwa sejarah itu linear dan bergerak menuju kepada penggenapan segala sesuatu.
9) Tekanan yang kuat pada penghakiman.
10) Tekanan yang penting pada pemisahan antara kepercayaan yang benar dengan yang palsu.
11) Implikasi-implikasi bagi politik, aksi sosial dan gerakan kemanusiaan Kristen.
12) Jaminan kemenangan.
13) Tekanan pada pemahaman Kristen tentang arti sejarah.
III. EKSEGESIS
A. Pendahuluan
1. Kata Pengantar (1:1-3)
a. Allah, Yesus Kristus, Malaikat dan Sumber Kitab (1:1): Wahyu diberikan oleh Allah kepada Yesus Kristus kemudian disampaikan kepada Yohanes oleh malaikat dan kemudian Yohanes menuliskannya kepada ketujuh gereja di Asia.
b. Sifat Kitab (1:2): Isi Kitab Wahyu adalah Firman Allah karena benar-benar berasal dari Allah.
c. Kebahagiaan dan berkat yang didapat dari pemahaman akan nubuatan, ketaatan dan kedekatan waktu (1:3): nubuatan mencakup baik peristiwa-peristiwa yang akan datang maupun peringatan dan teguran untuk masa sekarang.
2. Salam di dalam Nama Allah Tritunggal (1:4-5a)
a. Tujuh gereja adalah sungguh-sungguh ada di provinsi Asia dari Wilayah kekaisaran Roma dan juga menunjuk pada gereja sebagai tubuh Kristus.
b. Berkat dari Allah Tritunggal.
3. Pujian kepada Kristus yang telah menjadikan imam-imam dalam kerajaan-Nya (1:5b-6).
4. Penegasan tentang kedatangan Kristus kembali (1:7).
5. Penegasan tentang kuasa Allah (1:8).
B. Penglihatan Pertama Yohanes (1:9-3:22)
1. Tentang Kristus yang dimuliakan dan perintah untuk menuliskannya (1:9-20).
2. Penglihatan tentang Kristus yang dimuliakan sebagai Tuhan atas Gereja dan Pengarang tujuh surat (1:12-20).
3. Ikhtisar Surat kepada Gereja-gereja. Secara umum tujuannya memberi pujian atas kesetiaan jemaat dan celaan atas kegagalan dalam misinya.
4. Surat-surat kepada Tujuh Gereja (2:1-3:22)
a. Gereja Efesus (2:1-7): Bahaya Meninggalkan Kasih yang Mula-mula
b. Gereja Smirna (2: 8-11): Menderita dan Miskin namun Kaya secara Rohani
c. Gereja Pergamus (2:12-17): Bahaya dari Kompromi Teologis
d. Gereja Tiatira (2:18-28): Bahaya dari Kompromi Moral
e. Gereja Sardis (3:1-6): Bahaya Kematian Rohani
f. Gereja Filadelfia (3:7-18): Pentingnya Kesetiaan
g. Gereja Laodikia (3:14-22): Bahaya dari Kepuasan Diri, Kesuaman dan Kemurtadan
C. Penglihatan Kedua (4:1-16:21)
1. Penglihatan tentang Allah Sang Pencipta dan kedaulatan-Nya (4:1-11)
2. Tujuh Meterai (5:1-8:1), berbicara tentang Allah yang menebus, yaitu Allah yang sedang menyelesaikan rencana penebusan-Nya melalui Anak Domba Allah.
3. Tujuh Sangkakala Penghukuman dan Dua Selingan (8:2-14:20). Empat sangkakala pertama menjelaskan penghukuman yang menimpa alam dalam empat bagian. Tiga sangkakala terakhir secara khusus dengan seluruh penduduk dunia. Selingan pertama (10:1-11:13): penglihatan-penglihatan tentang peranan kenabian. Selingan kedua (12:1-14:5): peperangan antara gereja dan setan.
4. Tujuh Cawan atau Tulah-tulah terakhir (15:1-16:21). Cawan pertama bisul, cawan kedua dan ketiga air menjadi darah, cawan keempat panas matahari yang menyengat, cawan kelima kegelapan yang meliputi seluruh wilayah kerajaan, cawan keenam yaitu pengeringan air sungai Efrat, cawan ketujuh yaitu kegoncangan dunia yang hebat.
D. Penglihatan Ketiga: Kekalahan Babel dan Kemenangan Akhir (17:1-21:8)
1. Kekalahan Babel (17-18)
2. Sorakan atas kekalahan Babel (19:1-5)
3. Kemenangan akhir dan penyempurnaan segala sesuatu (19:6-21:8): Iblis diikat selama1000, Millenium, Kebangkitan pertama, Kehancuran setan dan penghukuman, Ciptaan baru (langit baru dan bumi baru), Dua pilihan hidup (kota Allah atau kota Babel).
E. Penglihatan Keempat: Yerusalem Surgawi (21:9-22:5)
1. Kota Allah dijelaskan dan diukur (21:9-22:5)
2. Dua lukisan surga yang mulia: Bait Suci (21:22) dan taman yang permai (22:1-2)
3. Tujuh berkat yang akan dialami orang percaya di surga (21:3-5)
F. Penutup (22:6-21): Berkat-berkat Kedatangan-Nya
1. Kepastian kedatangan-Nya (ayat 6).
2. Berkat-berkat kedatangannya (ayat 12).
Yesus datang untuk memberi upah kepada kita. “Upah” menunjuk kepada perbuatan yang benar.
3. Sikap kita terhadap kedatangan-Nya (ayat 20).
Orang percaya harus memiliki keyakinan pengharapan yang kokoh dan juga harus memelihara kehidupan doa untuk mengharapkan kedatangan Yesus segera.
--SELESAI--
judul A isi Z
BalasHapusjudul A isi Z
BalasHapuswei bangunko.....
BalasHapus@epha mdc - situ baca bukunya dulu...namanya juga ringkasan...bukan resensi coii...
BalasHapusTerima kasih atas ringkasan yang bagus & membantu. sekedar masukan saja supaya lebih bagus penulisan judul nya tidak sama.
BalasHapusThe Poker Room at Mohegan Sun | Casino-Deluxe
BalasHapusThe 창원 출장마사지 Poker Room at Mohegan 포천 출장마사지 Sun is located at the south end of Mohegan Sun Boulevard, just 광주광역 출장샵 a short walk 논산 출장샵 from Foxwoods Resort Casino. 울산광역 출장안마