Pendahuluan
2 Tesalonika 3:1-5 merupakan surat Paulus yang termasuk dalam satu unit semantis. Satu unit semantis tersebut terdiri dari 4 colons. Keempat colon yang terdapat dalam satu unit semantis 2 Tesalonika 3:1-5 akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, melihat teks asli (GNT, UBS4) dan kritik teks terhadap unit semantis tersebut. Kedua, membuat struktur colon paragraf dan terjemahan literal. Ketiga, mencari isi semantis dari setiap colon dengan melakukan analisis
terhadap bentuk kata, frasa dan colon. Dalam mencari isi semantis tersebut, penulis akan melakukan transformasi teks terhadap setiap colon yang dianalis. Keempat, membuat pengelompokan colon berdasarkan isi semantis colon tersebut. Bagian terakhir yang akan dilakukan oleh penulis adalah membuat teks transformasi terhadap keseluruhan isi teks yang ada dalam unit semanti 2 Tesalonika 3:1-5. Berikut ini adalah pembahasan unit semantis 2 Tesalonika 3:1-5 melalui analisi colon.Teks Asli (Versi GNT: UBS 4)
To. loipo.n proseu,cesqe( avdelfoi,( peri. h`mw/n( i[na o` lo,goj tou/ kuri,ou tre,ch| kai. doxa,zhtai kaqw.j kai. pro.j u`ma/j( 2 kai. i[na r`usqw/men avpo. tw/n avto,pwn kai. ponhrw/n avnqrw,pwn\ ouv ga.r pa,ntwn h` pi,stijÅ 3 pisto.j de, evstin o` ku,rioj( o]j sthri,xei u`ma/j kai. fula,xei avpo. tou/ ponhrou/Å 4 pepoi,qamen de. evn kuri,w| evfV u`ma/j( o[ti a] paragge,llomen Îkai.Ð poiei/te kai. poih,seteÅ 5 ~O de. ku,rioj kateuqu,nai u`mw/n ta.j kardi,aj eivj th.n avga,phn tou/ qeou/ kai. eivj th.n u`pomonh.n tou/ Cristou/Å
Penelitian Naskah
2 Tesalonika 3:1-5 merupakan teks Yunani yang stabil menurut UBS4 karena tidak memuat permasalahan teks yang membutuhkan penelitian naskah (text criticism).
2 Tesalonika 3:1-5
Permohonan Doa dan Alasan Berdoa
Teks dalam 2 Tesalonika 3:1-5 merupakan satu unit semantis yang terdiri dari 4 colons. Berikut penulis akan menganalisis setiap colon untuk mendapatkan isi semantis (tema atau ide utama) teks ini.
Struktur Colon


peri. h`mw/n(
i[na o` lo,goj tou/ kuri,ou tre,ch| kai. doxa,zhta
kaqw.j kai. pro.j u`ma/j A[1]

avpo. tw/n avto,pwn
kai. ponhrw/n avnqrw,pwn\
ga.r ouv pa,ntwn h` pi,stijÅ


o]j sthri,xei u`ma/j

avpo. tou/ ponhrou/Å


evn kuri,w| evfV u`ma/j(
o[ti a] paragge,llomen B[2]
Îkai.Ð poiei/te
kai. poih,seteÅ



u`mw/n
eivj th.n avga,phn
tou/ qeou/

tou/ Cristou/Å
Terjemahan Literal
1 Akhirnya saudara-saudari, berdoalah,
untuk kami
agar firman Tuhan maju dan dimuliakan
seperti juga terhadap kamu,
2 dan bahwa kami dilepaskan
dari yang jahat
dan orang jahat.
sebab tidak semua beriman.
3 Tetapi Tuhan adalah setia,
yang menguatkan kamu,
dan menjaga kamu
dari kejahatan.
4 Dan kami percaya
dalam Tuhan atas kamu,
bahwa yang kami perintahkan
dan kamu lakukan
dan akan kamu lakukan.
5. Tetapi Tuhanlah yang menuntun hati
kamu
ke dalam kasih
Allah
dan ke dalam ketabahan
Kristus.
Analisis Colon
Struktur di atas memperlihatkan teks dalam 2 Tesalonika 3:1-5 memiliki 4 colons. Penulis akan melakukan analisis terhadap masing-masing colon tersebut, kemudian akan dilihat hubungan antar colon untuk menemukan ide utama dalam paragraf 3:1-5.
Colon 1 menunjukkan beberapa kata peristiwa yaitu προσεύχεσθε, τρέχῃ, δοξάζηται dan r`usqw/men. Dari sejumlah kata peristiwa tersebut dapat dilihat bahwa Paulus melakukan suatu tindakan yaitu “memohon”.[3] Tujuan permohonan Paulus adalah untuk mendapatkan dukungan doa dari “saudara-saudari”[4] atau sesama orang percaya yang ada di Tesalonika. Dukungan doa tersebut dimaksudkan untuk perkembangan pekabaran firman Tuhan. Dengan kata lain permohonan itu untuk perkembangan penginjilan yang dilakukan oleh Paulus dan rekan penginjilan yang lain (Lihat 2 Tes. 1:1; rekan yang dimaksud kemungkinannya adalah Silvanus dan Timotius).[5]
Keempat kata peristiwa dalam colon 1 didahului dengan kata loipo.n yang merupakan Adjective pronoun accusative neuter singular from loipo,j. Kata loipo.n yang diartikan “finally” menyatakan bahwa seluruh isi kalimat yang disampaikan oleh Paulus dalam 2 Tesalonika 3:1-5 adalah bagian penutup dari semua permintaannya kepada jemaat Tesalonika dalam pasal-pasal sebelumnya.
Kata loipo.n juga menyatakan bahwa colon 1 memiliki keterkaitan dengan kalimat-kalimat yang dituliskan oleh Paulus pada pasal-pasal sebelumnya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, dalam colon 1 terdapat beberapa kata peristiwa yaitu προσεύχεσθε, τρέχῃ, δοξάζηται dan r`usqw/men. Kata pertama προσεύχεσθε yang artinya “berdoalah” merupakan permohonan paulus kepada jemaat atau saudara-saudari “avdelfoi” di Tesalonika. Tujuan permohonan itu untuk mendapatkan dukungan doa yang isinya τρέχῃ atau “kemajuan atau perkembangan” dan δοξάζηται atau “kemuliaan atau keagungan” firman Tuhan (lo,goj tou/ kuri,ou).”Kemuliaan atau keagungan” firman Tuhan dapat ditransformasi menjadi “perkembangan pengajaran firman Tuhan”. Namun permohonan untuk didoakan itu tidak hanya untuk kemajuan pelayanan penginjilan yang dikerjakan oleh Paulus dan rekan-rekan penginjilan lainnya, melainkan juga untuk r`usqw/men “melepaskan” mereka dari dua hal yaitu yang jahat dan orang jahat.[6] Paulus menyebutkan alasan untuk dilepaskan dari orang jahat yaitu karena“tidak semua orang beriman” atau dapat ditransformasi “tidak semua orang percaya kepada pemberitaan akan Kristus”.[7] Permohonan Paulus untuk didoakan dapat ditransformasi menjadi “doakanlah kami untuk perkembangan pengajaran firman Tuhan dan agar kami dilepaskan dari yang jahat dan juga dari orang jahat karena tidak semua orang percaya kepada pemberitaan akan Kristus”
Berdasarkan analisis di atas, maka colon 1 dapat ditransformasi menjadi seperti ini: Saudara-saudari doakanlah kami agar firman Tuhan yang kami beritakan mengalami perkembangan, doakanlah agar kami dilepaskan dari yang jahat dan orang-orang jahat karena tidak semua orang percaya kepada pemberitaan akan Kristus.
Colon 2 dimulai dengan kata de, merupakan relasi yang menghubungkan colon 1 dengan colon 2. Frasa de, o` ku,rioj evstin pisto.j “Tetapi Tuhan adalah setia” merupakan ungkapan yang digunakan oleh Paulus untuk menyatakan bahwa Tuhan akan mendengarkan doa yang disampaikan oleh jemaat Tesalonika. Dalam colon 2 terdapat kata peristiwa sthri,xei “menguatkan” dan fula,xei “menjaga”. Kata sthri,xei didahului dengan relasi de, , sedangkan kata fula,xei didahului oleh relasi kai yang menyatakan bahwa Tuhanlah yang “menguatkan” dan “menjaga” jemaat dari ponhrou “kejahatan” atau “yang tidak baik”. Dengan demikian colon 2 dapat ditranformasi menjadi: “berdoalah karena Tuhan setia, Dia yang akan menguatkan dan menjaga kamu dari segala yang tidak baik”.
Colon 3 memuat beberapa kata peristiwa yaitu pepoi,qamen, paragge,llomen, poiei/te atau poih,seteÅ Kata peristiwa pertama yaitu pepoi,qamen diawali dengan relasi de. yang menyatakan bahwa Paulus dan rekan yang lain (Silvanus dan Timotius) “percaya”, atau lebih tepatnya Paulus dan rekan yang lainnya “sangat percaya”. Paulus dan rekan yang lainnya sangat percaya evn kuri,w “dalam Tuhan”. Objek kuri,w diawali dengan preposisi evn. Hal ini menyatakan bahwa kepercayaan Paulus dan rekan yang lainnya terhadap jemaat Tesalonika diletakkan “dalam Tuhan” bukan di dalam yang lain. Frasa de. pepoi,qamen evn kuri,w| evfV u`ma/j dapat ditransformasi menjadi “Kami sangat percaya kepada kamu dalam Tuhan”. Selanjutnya kata peristiwa paragge,llomen “kami perintahkan” yang diawali dengan kata o[ti dan a] yang maksudnya adalah “bahwa yang kami perintahkan kepada kamu”. Kata poiei/te atau poih,sete diawali dengan relasi kai. Kedua kata itu pada dasarnya memiliki pengertian yang sama, akan tetapi dalam dilaksanakan waktu yang berbeda. Kata poiei/te menunjukkan bahwa “perintah” segera dilakukan, akan tetapi kata poih,sete menunjukkan bahwa “perintah” akan dilakukan. Dengan kata lain perintah dilakukan dalam waktu “sekarang” dan juga “yang akan datang”. Perintah itu tidak hanya dilakukan sekarang, tetapi juga dilakukan secara berkesinambungan. Oleh karena itu secara keseluruhan colon 3 dapat ditransformasi menjadi seperti ini: “Kami sangat percaya kepada kamu dalam Tuhan bahwa apa yang kami perintahkan kepadamu akan kamu lakukan sekarang dan juga akan kamu lakukan di waktu yang akan datang”.
Colon 4 memuat tiga kata peristiwa yaitu (1) kateuqu,nai, (2) avga,phn, dan (3) u`pomonh.n. Kata peristiwa pertama kateuqu,nai “menuntun” atau lebih tepatnya “memimpin”[8]. Kata ini diawali oleh relasi de. yang merupakan kelanjutan atau perkembangan lebih jauh dari colon 3. Kata peristiwa kateuqu,naidiikuti oleh abstrak kardi,aj dan objek u`mw/n yang referen pada jemaat Tesalonika. Frasa de. ~O ku,rioj kateuqu,nai ta.j kardi,aj u`mw/n dapat ditransformasi menjadi “Tetapi Tuhanlah yang memimpin hatimu” atau lebih tepatnya “tetapi Tuhan sendirilah yang memimpin hatimu”. Dalam bagian ini ~O ku,rioj berperan sebagai pelaku atau subjek yang melakukan tindakan kateuqu,nai”memimpin” kardi,aj “hati” objek u`mw/n yaitu jemaat Tesalonika.
Kata peristiwa kedua adalah avga,phn “kasih” didahului oleh preposisi atau relasi eivj yang menyatakan tujuan dan juga kata th.n yang merupakan kata abstrak. Klausa eivj th.n avga,phn tou/ qeou/ “ke dalam kasih Allah” sangat berhubungan dengan klausa sebelumnya yaitu de. ~O ku,rioj kateuqu,nai ta.j kardi,aj u`mw/n. Hubungannya dapat dilihat dalam kalimat berikut, “Tetapi Tuhan sendirilah yang memimpin hatimu ke dalam kasih Allah”. Maksudnya adalah “Tuhan sendiri yang akan memimpin hati setiap jemaat Tesalonika kepada kasih yang dimiliki oleh Allah di dalam Yesus Kristus”.[9] Jemaat Tesalonika akan dipimpin untuk mengalami kasih Allah yaitu kasih yang telah dinyatakan di dalam Yesus Kristus.
Kata peristiwa yang terakhir dalam colon 4 adalah u`pomonh.n. Kata ini berada dalam klausa “kai u`pomonh.n. eivj th.n tou/ Cristou/” yang artinya “dan ke dalam ketabahan Kristus” atau lebih tepatnya “dan kepada ketabahan yang bersumber dari Kristus”.[10] Jadi yang dimaksudkan oleh Paulus adalah “Tuhanlah yang memimpin hati setiap orang percaya yang ada di Tesalonika kepada kasih yang dimiliki Allah dalam Yesus Kristus, sekaligus memimpin hati jemaat Tesalonika ke dalam ketabahan yang bersumber dari Kristus”. Dengan kata lain colon 4 dapat ditransformasi menjadi seperti ini: “Tetapi Tuhan sendirilah yang memimpin hatimu kepada kasih yang dimiliki Allah dalam Yesus Kristus dan juga memimpin hatimu ke dalam ketabahan yang bersumber dari Kristus”.
Kesimpulan
Colon 1 adalah ide utama dari unit semantis 2 Tesalonika 3:1-5 yaitu permohonan doa dan isinya. Colon 2, 3 dan 4 merupakan perluasan dari colon 1. Perluasan itu adalah alasan-alasan yang disampaikan oleh Paulus mengenai pentingnya saling mendoakan di antara orang percaya. Dalam hal ini saling mendoakan antara pelayan pekabaran injil dengan jemaat yang telah dimenangkan dalam pemberitaan tersebut.
Unit semantis dalam 2 Tesalonika 3:1-5 (colon 1, 2, 3, dan 4) dapat ditransformasi menjadi seperti ini: “Saudara-saudari doakanlah kami agar firman Tuhan yang kami beritakan mengalami perkembangan, doakanlah agar kami dilepaskan dari yang jahat dan orang-orang jahat karena tidak semua orang percaya kepada pemberitaan akan Kristus. Berdoalah karena Tuhan setia, Dia yang akan menguatkan dan menjaga kamu dari segala yang tidak baik. Kami sangat percaya kepada kamu dalam Tuhan bahwa apa yang kami perintahkan kepadamu akan kamu lakukan sekarang dan juga akan kamu lakukan di waktu yang akan datang. Tetapi Tuhan sendirilah yang memimpin hatimu kepada kasih yang dimiliki Allah dalam Yesus Kristus dan juga memimpin hatimu ke dalam ketabahan yang bersumber dari Kristus”.
Daftar Pustaka
Calvin, John. Commentary On The Second Epistle To The Thessalonians. Albany: The Ages Digital Library Software Version 1.0, 1998.
Muddiman, John dan Barton, John (ed.). “The Pauline Epistles” in The Oxford Bible Commentary. New York: Oxford University Press, 2001.
Wanamaker, Charles A. The Epistles to the Thessalonians : A Commentary on the Greek Text. Grand Rapids, Michigan: W.B. Eerdmans, 1990.
[2] B adalah perluasan dari A. Menyatakan alasan berdoa dan kepercayaan yang Paulus miliki kepada Jemaat Tesalonika.
[3] Bandingkan John Muddiman dan John Barton (ed.) “The Pauline Epistles” in The Oxford Bible Commentary (New York: Oxford University Press, 2001), 242. Muddiman dan Barton menyebutkan bahwa banyak kritikus yang menyatakan bahwa ayat 1 merupakan permulaan “desakan” Paulus. Desakan yang disampaikan untuk mendapatkan dukungan doa dari jemaat yang dilayaninya. Teks 2 Tesalonika 3:1-5 ini dikategorikan oleh Muddiman dan Barton sebagai “Mutual Prayer” artinya Paulus dan sesama orang percaya saling mendoakan satu dengan yang lainnya.
[4] Muddiman dan Barton menyatakan “ In a way some what similar to that of 1 Thess 5:25, ‘Paul’asks the adelphoi,literally ‘brothers’ but presumably also meant to include female members of the congregation (so perhaps ‘brethren’), to‘prayforus” Muddiman dan Barton (ed.) “The Pauline Epistles” in The Oxford Bible Commentary, 242.
[5] Lihat John Calvin, Commentary On The Second Epistle To The Thessalonians (Albany: The Ages Digital Library Software Version 1.0, 1998),37. When, however, he adds—that the word of God may have its course, he shows that he has not so much concern and regard for himself personally, as for the entire Church. For why does he desire to be recommended to the prayers of the Thessalonians? That the doctrine of the gospel may have its course. He does not desire, therefore, so much that regard should be had to himself individually, as to the glory of God and the common welfare of the Church.
[6] Lihat juga Charles A. Wanamaker,: The Epistles to the Thessalonians : A Commentary on the Greek Text (Grand Rapids, Michigan: W.B. Eerdmans, 1990), 274-275. Not only does Paul request prayer for the progress of the Christian mission but also for his own well-being and that of his colleagues. This entreaty for prayer must be understood from the perspective of the previous clause, and therefore it relates specifically to Paul and his colleagues’ missionary activity. He asks for prayer ἵνα ῥυσθῶμεν ἀπὸ τῶν ἀτόπων καὶ πονηρῶν ἀνθρώπων (“in order that we may be delivered from wicked and evil people”). The verb ῥύεσθαι can be used of divine eschatological deliverance or salvation, as in 1 Thes. 1:10, but here, as in 2 Cor. 1:8–11, it has the sense of deliverance or preservation from human forces who oppose the progress of the Christian mission. The 2 Corinthians text is particularly interesting because it involves a similar request for prayer to expedite Paul’s deliverance from his adversaries (cf. Rom. 15:31; on Paul’s suffering at the hands of his opponents see 2 Cor. 11:23–25). The passive voice of ῥυσθῶμεν reflects the fact that it is actually God whom Paul relies upon to deliver him from his opponents.
[7] Bandingkan Wanamaker,: The Epistles to the Thessalonians : A Commentary on the Greek Text, 275. Although an exact translation of the final clause in v. 2 is difficult because the genitive πάντων lacks a governing noun, οὐ γὰρ πάντων ἡ πίστις means something like “faith is not [the response] of all to the word of God.” γάρ indicates that this is the reason that the wicked persecute the Christian missionaries and, as the next verse suggests, by extension the people of Thessalonica (cf. Jewett, Thessalonian Correspondence, 86). ἡ πίστις probably does not mean “the faith” in the sense of the peculiarly Christian set of beliefs. Rather, it refers to the act of believing or trusting in the gospel of salvation. As Best (326) points out, this interpretation of the word leads more naturally to v. 3, where πιστός is used in the sense of “faithfulness.”
[8] ITB menerjemahkannya “menujukan” sedangkan BIS menerjemahkannya “membimbing”.
[9] Lihat Wanamaker,: The Epistles to the Thessalonians : A Commentary on the Greek Text, 278. The genitive τοῦ θεοῦ (“of God”) goes with τὴν ἀγάπην (“the love”) and may either be objective, referring to human love directed toward God, or subjective, denoting God’s love for the followers of Christ. Most commentators, on the basis of normal Pauline usage (cf. Rom. 5:5; 8:39; 2 Cor. 13:13), maintain that τοῦ θεοῦ is subjective genitive after ἀγάπη (cf. Frame, 296; Rigaux, 699; Best, 330; Marxsen, 98). But Trilling (139), who rejects the Pauline authorship of 2 Thessalonians, argues that Paul’s customary usage cannot serve as a criterion for determining the meaning of “the love of God” here. Bandingkan juga dengan terjemahan NLT “May the Lord lead your hearts into a full understanding and expression of the love of God and the patient endurance that comes from Christ”.
Komentar
Posting Komentar